Sabtu, 22 Desember 2012

Problem Aplikasi Supervisi

Supervisi bertujuan membangkitkan potensi guru sebagai aktor utama pendidikan. Guru didorong untuk menjadi sosok yang kreatif, progresif, produktif, dan akuntabel. Namun tidak mudah mengajar guru kearah cita-cita ideal tersebut.
Banyak masalah yang dialami oleh guru sehingga menjadikannya pasif dalam mengembangkan pengetahuan dan tidak kreatif melahirkan karya, baik sosial maupun intelektual. Masalah-masalah yang dialami oleh guru inilah yang membutuhkan sentuhan tangan dingin supervisor secara efektif dan profesional.

Menurut Jamal Ma'mur Asmani, diantara problem guru yang sering dijumpai di sekolah adalah sebagai berikut ;
1. Kurang menguasai materi dan metodologi pembelajaran
2. Rendahnya disiplin
3. Miskin karya
4. Tidak memanfaatkan sumber pengetahuan dan informasi
5. Kurangnya kemampuan beradaptasi
6. Egoisme guru senior
7. Sulit diajak diskusi dan acara ilmiah lainnya
8. Tidak mempunyai ijasah sesuai bidangnya
9. Kurangnya kewibawaan
10. Sering menggunakan pendekatan kekerasan


Senin, 17 Desember 2012

Supervisi di Sekolah

Menurut Jamal Ma'mur, supervisi pendidikan betujuan menumbuhkan kesadaran dari dalam. Sehingga timbul keinginan untuk melakukan perbaikan demi perbaikan supaya pendidikan mengalami peningkatan kualitas, terhindar dari kemerosotan, keterbelakangan, dan kemunduran. supervisi juga bertujuan membangun kebersamaan dan kekompakan dalam melangkah sesuai target yang ditentukan.

Fungsi strategis dari supervisi mendorong supervisor, yaitu; kepala sekolah, penilik dan pengawas dengan otoritasnya masing-masing, untuk mengembangkan keahlian dan kompetensinya secara luas. Sehingga, mereka mampu melakukan supervisi secara efektif, produktif, dan kreatif. karena tidak mudah bagi para supervisor memberikan dorongan kepada para guru, terutama guru senior, yang kenyang dengan pengalaman dan memiliki jam terbang yang tinggi.

Supervisi perlu dilakukan dengan pendekatan psiko-persuasif dan gradual. kedekatan emosional terkadang lebih efektif dalam melakukan perubahan formal-prosedural. Ketelatenan, kesabaran dan kegigihan dalam melaksanakan supervisi sangat dibutuhkan karena perubahan tidak bisa dilakukan dengan cepat.

Kamis, 13 Desember 2012

Konsep Pendidikan

Ada dua model konsep pendidikan, yaitu Perenialisme dan Esensialisme.

Walaupun keduanya didasari oleh konsep-konsep yang sama tentang fungsi pendidikan dan peranan pendidikan serta peserta didik, tetapi juga memiliki pandangan dan tekanan yang berbeda.

Baik perenialisme dan esensialisme, keduanya mempunyai pandangan yang sama tentang masyarakat, bahwa masyarakat bersifat statis.

Pendidikan berfungsi memelihara dan mewariskan pengetahuan, konsep-konsep dan nilai-nilai yang ada di masyarakat. Pengetahuan dan nilai-nilai akan diajarkan diambil dari disiplin ilmu yang disusun dan dikembangkan oleh para ahli.

Dalam menyusun isi pendidikan atau kurikulum, semata-mata pelajaran dipilih dan ditentukan serta disusun secara sistematis dan logis, dan diarahkan pada perkembangan kemampuan berfikir.

Oleh karenanya, penting dalam menyusun kurikulum pendidikan diberi ruang untuk budaya lokal dan memberi sentuhan wawasan global. Hal inilah yang harus disadari guru sebagai agen pembelajaran di sekolah.

Rabu, 12 Desember 2012

transfer kompetensi


Menurut Atwi Suparman, bila peserta didik diharapkan mempunyai kompetensi sesuai tujuan pembelajaran, maka diperlukan guru/pengajar yang ;

1) menguasai bahan pembelajaran dengan sangat baik.
2) terampil dalam merancang dan melaksanakan strategi pembelajaran
3) mampu menggunakan sumber belajar yang dimiliki dengan maksimal.
4) mampu merancang dan menggunakan alat pengukuran hasil belajar yang sesuai dengan kompetensi tujuan pembelajaran.
5) memperoleh dukungan dari tenaga kependidikan dan pengelola satuan pendidikan di tempat kerja.

oleh karena itu, perlu bagi guru/pengajar menguasai empat kompetensi yaitu kompetensi ; pedagogik, profesional, sosial,  dan kepribadian.

Senin, 10 Desember 2012

Investasi Pendidikan

Menurut Miller dan Seller, bahwa persepsi sesorang tentang pendidikan berakar dari pemikiran dan keyakinannya tentang 1) tujuan pendidikan, 2) bagaimana mendidik serta 3) mengapa perlu pendidikan.

Jawaban atas ketiga pertanyaan itu merupakan keyakinan (basic belief) tentang pendidikan yang menunjukan orientasi atau posisi pendidikan seseorang .

Dasar keyakinan itu, akan mempengaruhi seseorang, khususnya orang tua dalam mendorong putra/putrinya bersekolah. Oleh karena itu janganlah heran bila sebagian orang tua ngotot, acuh tak acuh, atau bahkan hanya sekedar melepas kewajiban menyekolahkan .

Tidak banyak orang tua yang memiliki paham bahwa bersekolah merupakan investasi bagi dirinya, yang kemudian hari akan dipetik di Dunia dan Akhirat.

Rabu, 05 Desember 2012

Bentuk-Bentuk Pendidikan

Menurut Nana dan Erliana Syaodih 1), Pendidikan diberikan melalui bentuk kegiatan bimbingan, pembelajaran dan latihan
a) Kegiatan bimbingan merupakan upaya kepada pengembangan domain afektif.
b) Kegiatan pembelajaran lebih terarah pada pengembangan domain intelektual atau kognitif sedang.
c) Kegiatan latihan pada domain psikomotorik atau keterampilan.

Pendidikan membantu mengembangkan potensi, kemampuan dan karakteristik pribadi peserta didik melalui berbagai bentuk pemberian pengaruh. Dan pemberian pengaruh, hendaknya dilakukan secara sadar, sebab apabila tidak, maka bisa terjadi penyimpangan atau kesalahan pendidikan yang merugikan peserta didik.

Pengertian sadar mempunyai makna yang luas. Sadar bisa berarti; 1) ingat atau berada dalam kontrol, 2) dilakukan secara berencana dan bertujuan.

Atas dasar itu,  pendidikan dilakukan dengan penuh kesadaran menetapkan arah yang akan dicapai. Hal tersebut dilakukan pendidik/guru dengan menyiapkan bahan yang akan diajarkan, memilih metode, dan cara menilai kemajuan peserta didik dengan tepat.

Pendidikan yang baik akan menghasilkan individu yang baik  di masa yang akan datang. Dan jika pendidikan/pembelajaran dilakukan sebaliknya maka menghasilkan individu yang jahat.

Berhati-hatilah dalam mendidik, wahai para pendidik !!!

Selasa, 16 Oktober 2012

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH


Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/madrasah. Dalam peraturan tersebut terdapat lima dimensi kompetensi yaitu: kepribadian, manajerial, supervisi, dan sosial. Setiap dimensi kompetensi memiliki kompetensi dasar yang harus dimiliki seorang kepala sekolah/madrasah. Secara rinci kompetensi-kompetensi dasar tersebut adalah sebagai berikut ;
1. Dimensi Kompetensi Kepribadian
    a. Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan akhlak mulia, menjadi teladan akhlak mulia bagi 
        komunitas di sekolah/madrasah.
    b. Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.
    c. Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah/madrasah.
    d. Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.
    e. Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah/madrasah.
    f. Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.
2. Dimensi Kompetensi Manajerial
    a. Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan.
    b. Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan.
    c. Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia sekolah/madrasah
        secara optimal.
    d. Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju organisasi pembelajar yang efektif.
    e. Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran
        peserta didik.
    f. Mengelola guru dan staf dalamr angka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.
    g. Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan secara optimal.
    h. Mengelola hubungan sekolah/madrasah dengan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide,
        sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/madrasah.
     i. Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, penempatan, dan
        pengembangan kapasitas peserta didik.
     j. Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan
        pendidikan nasional.
    k. Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel,
        tranparan, dan efisien.
     l. Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah/madrasah.
   m. Mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan
        kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah.
    n. Mengelola informasi dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan.
   o. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen
       sekolah/madrasah.
    p. Melakukan monitoring,evaluasi,dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah/madrasah
        dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya.
3. Dimensi Kompetensi Kewirausahaan
    a. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah.
    b. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar
        yang efektif.
    c. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
        sebagai pemimpin sekolah/madrasah.
    d. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi
        sekolah/madrasah.
     e. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan sekolah/madrasah sebagai sumber
         belajar peserta didik.
4. Dimensi Kompetensi Supervisi
    a. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.
    b. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.
    c. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan
        profesionalisme guru.
5. Dimensi Kompetensi Sosial
    a. Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah.
    b. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
    c. Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.